Selasa, 03 November 2009

reog ponorogo


Asal usul kata Ponorogo berdasarkan babad legenda berasal dari " Pramana Raga ". Menurut cerita rakyat yang berkembang secara lisan Pono berarti Wasis , Pinter, Mumpuni dan Raga artinya Jasmani yang kemudian menjadi Ponorogo .

Awal mula berdirinya Kadipaten Ponorogo dimulai ketika Raden Katong sampai diwilayah Wengker , kemudian memilih tempat yang memenuhi syarat untuk pemukiman yaitu di dusun plampitan Kelurahan Setono Kec.Jenangan. Siapakah Bethoro Katong ? dari catatan sejarah Ki Padmosusastro generasi 126 menyebutkan Bathoro Katong dimasa kecilnya bernama Raden Joko Piturun atau disebut juga Raden Harak Kali. Beliau adalah salah seorang putra Prabu Brawijaya V dari garwo pangrambe ( selir yang tinggi kedudukannya ) .

Bethoro Katong adalah adik lain ibu dengan Raden Patah Setelah menjadi Adipati di Ponorogo bergelar Adipati Bethoro Katong. Kebesaran Wengker pada jaman Mojopahit ditandai dengan adanya prasasti berupa sepasang batu gilang yang terdapat didepan gapura kelima di kompleks makam Batoro Katong dimana pada batu gilang tersebut tertulis candrasengkala memet berupa gambar manusia, pohon, burung ( Garuda ) dan gajah yang melambangkan angka 1.418 Saka atau tahun 1.496 M.

Batu gilang itu berfungsi sebagai prasasti "Penobatan" yang dianggap suci . Atas dasar bukti peninggalan benda - benda pubakala tersebut dengan menggunakan referensi Handbook of Oriental History dapat ditemukan hari wisuda Batoro Katong sebagai Adipati Kadipaten Ponorogo , pada hari Ahad Pon Tanggal 1 Bulan Besar , Tahun 1.418 Saka bertepatan dengan Tanggal 11 Agustus 1.496 M atau 1 Dzulhijjah 901 H. Selanjutnya melalui seminar hari jadi Kab.Ponorogo yang diselenggarakan pada tgl.30 April 1996 maka penetapan tgl.11 Agustus sebagai Hari Jadi Kab.Ponorogo telah mendapat persetujuan DPRD Kab.Ponorogo .

Sejak berdirinya Kadipaten Ponorogo dibawah Raden Katong , tata pemerintahan menjadi stabil dan pada th.1.837 M Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke Kota Tengah menjadi Kabupaten Ponorogo hingga sekarang

tari lenggang surabaya


Tari lenggang disajikan pada perkembangan budaya masyarakat sekarang, untuk mengangkat citra serta menepis kesan negatif Tand’an dan Ledek serta Jaranan Sandur Madura, maka lahirlah seni tata gerak baru yang dinamakan Lenggang Surabaya. Dengan didukung iringan gamelan, tata rias, tata busana dan tata konfigurasi serta tata sopan yang baru maka tari Lenggang Surabaya terasa lebih sopan dan pantas untuk ditampilkan

Kota Surabaya adalah ibukota provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya secara geografis terletak antara 0721' Lintang Selatan dan 11236'-11254' Bujur Timur. Jumlah penduduk metropolisnya hampir 3 juta jiwa. Wilayah Kota Surabaya di sebelah utara dan timur berbatasan dengan Selat Madura, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Gresik dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo. Luas wilayah Kota Surabaya 274,06 km2 yang terbagi menjadi 31 kecamatan dan 163 desa/kelurahan.
Surabaya lahir tanggal 31 Mei 1293, berkembang menjadi kota terbesar setelah Jakarta, semuanya itu karena semangat warganya yang dinamis dan mau menerima orang lain sebagai saudara.
Kota yang aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah dengan warganya yang ramah tamah akan membawa kenangan bagi yang mengunjungi, semuanya dimiliki oleh kota Surabaya.
Kota yang mempunyai banyak tempat pendidikan Perguruan Tinggi, kawasan industri dan sentra perdagangan terbesar di wilayah Indonesia bagian timur serta basis maritim yang kuat, sangat mendukung berkembangnya kota ini menjadi kota pariwisata.
"Jer Basuki Mawa Bea" merupakan motto Jawa Timur, yang berarti cita-cita hanya dapat dicapai dengan pengorbanan. Hal ini juga menjadi motto utama, khususnya masyarakat Surabaya, Kota Pahlawan yang merupakan gambaran sejarah perjuangan melawan penjajah.

Bermacam-macam jenis obyek wisata dapat dijumpai di Surabaya. Kota ini juga mempunyai banyak wisata sejarah dari kenangan Soerabaja Tempo Doeloe, gedung-gedung tua peninggalan zaman belanda dan jepang salah satunya adalah Hotel Oranje atau Yamato. Terdapat pula tempat wisata yang bernilai sejarah antara lain bangunan kuno peninggalan Belanda seperti Gedung Internatio, Gedung Grahadi, Balai Pemuda, Balai Kota, dan lain-lain. Untuk mengetahui heroisme perjuangan merebut kemerdekaan ada Museum Tugu Pahlawan dan Monumen Kapal Selam. Di pusat kota juga ada peninggalan patung raja kerajaan masa lalu Singosari yaitu Joko Dolog.
Disamping dianugerahi wisata sejarah, Surabaya juga kaya akan wisata belanja. Sebagai kota perdagangan, Surabaya memiliki cukup banyak pusat perbelanjaan dan mal. Benda seni dan souvenir dapat dibeli di Art Shop, airport, dan Gedung Balai Pemuda. Gedung ini juga merupakan pusat kegiatan seni dan budaya di Surabaya.
Obyek wisata yang bernilai religius terutama adalah kawasan Masjid Ampel. Di kawasan ini berdiri masjid kuno yang dikelilingi oleh bangunan China, Arab, bahkan Eropa dengan kebudayaan yang telah membaur dengan baik.
Wisata rekreasi disini adalah menyaksikan matahari terbit, berperahu di Pantai Kenjeran maupun di sungai Kalimas, mengunjungi kebun binatang, taman hiburan, berrnain golf, maupun menyaksikan pertunjukan.
Kesenian tradisional di Kota Surabaya tumbuh dan berusaha untuk tetap dilestarikan. Bentuk kesenian tradisional kota ini banyak ragamnya. Ada seni tari, seni musik dan seni panggung seperti ludruk, gending jula juli suroboyo, tari remo, kentrung, okol, seni ujung, besutan, upacara loro pangkon, tari lenggang suroboyo, dan tari hadrah.

tari remo


Tari Remo merupakan tari selamat datang khas Jawa Timur yang menggambarkan kharakter dinamis Masyarakat Surabaya / Jawa Timur Yang dikemas sebagai gambaran keberanian seorang pangeran.tarian itu diiringi dengan musik gamelan dalam suatu gending yang terdiri dari bonang, saron, gambang, gender, slentem, siter, seruling, ketuk, kenong, kempul dan gong dan irama slendro.

Biasanya menggunakan irama gending jula-juli Suroboyo tropongan, kadang kadang diteruskan dengan walang kekek,gedong rancak, krucilan atau kreasi baru lainnya.

Tari remo dapat ditarikan dengan gaya wanita atau gaya pria baik di tampilkan secara bersama-sama atau bergantian. biasanya tari ini di tampilkan sebagai tari pembukaan dari seni ludruk atau wayang kulit jawa timuran. penarinya menggunakan jenis kostum yaitu sawonggaling atau gaya surabaya yang terdiri dari bagian atas hitam yang menghadirkan pakaian abad 18,celana bludru hitam dengan hiasan emas dan batik.dipinggang ada sebuah sabuk dan keris .dipaha kanan ada selendang menggantung sampai kemata kaki. penari perempuan memakai simpul(sanggul)di rambutnya di sebutkan bahwa tarian remo ini di promosikan sekitar tahun1900, yang kemudian dimanfaatkan oleh nasionalis indonesia untuk berkomunikasi kepada masyarakat.